PADEPOKAN AHMAD MALIK-FORUM SILATUROKHIM UNTUK MENINGKATKAN RASA DAN IKHLAS KEPADA ALLAH SWT, BAHWA KITA SEBAGAI MANUSIA SELALU PENUH DENGAN DOSA, HANYA DENGAN ISTIGHFAR-SHOLAWAT DAN KALIMAT THOYIBAH ..INSYAALLAH LANGKAH KITA DI DUNIA INI TERTATA DAN MENJADI PENCERAH BAGI SESAMA ( WAHYU BASUKI-087739749300 e-mail:Wahyu_basf1@ymail.com
Selasa, 09 Februari 2010
Berfikir untuk Sukses
Berfikir untuk Sukses
Di minggu nan cerah, sang penyoret ini dikejutkan oleh selarik kata mutiara yang menyeruak dari pori-pori mesin radio Wijangsongko FM. ”Orang berhasil adalah orang yang selalu berpikir apa yang bisa diberikan kepada orang lain. Orang gagal adalah orang yang selalu berpikir apa yang bisa diambil dari orang lain,” demikian ucapannya. Bukan dari seorang ulama atau intelektual kalimat ini terucap, melainkan dari penyiar yang sedang bertugas kala itu. Dalam menanggapi sebuah ungkapan kata semestinya kita bersikap obyektif, tanpa memandang siapa yang mengucapkanya, bahkan anjing sekalipun.
Sembari melayani pembeli di toko sang kiai, penulis merenungkaan kebenaran arti kata itu. Dalam potongan kata ‘orang sukses’ dapat diartikan sebagai orang yang terpenuhi cita-citanya, walaupun melewati rintangan terlebih dahulu. Sementara itu keberhasilan merupakan sebuah anugerah Tuhan yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, manusia tidak mampu menjadikan dirinya atau orang lain sukses. Selain dengan usaha keras, manusia juga dituntut untuk meminta dan mengharap kepada Tuhan (berdoa) dalam pencapaian sebuah impian.
Allah Maha Adil, dia akan menolong hambanya yang memiliki kepedulian sosial. Artinya, manusia yang menolong sesama akan mendapatkan pertolongan pula dari-Nya. Karena itu apabila hamba ini meminta sebuah kesuksesan, dengan mudah Allah akan mengabulkanya. Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda, ”Inna Allaha fii auni al ‘abdi maa kana al abdu fii auni akhihi,” keterangan ini merupakan interpretasi dari ungkapan “orang yang selalu berfikir apa yang diberikan kepada orang lain“ di atas. Penggunaan kata berpikir disini, bukan berarti sebatas niatan memberi saja, justru dengan kata ini menunjukkan adanya niat baik merupakan sesuatu yang patut menerima imbalan sebagaimana sebuah tindakan, sehingga orang yang baru niat menolong saja berhak ditolong oleh Allah.
Antonim kata berhasil adalah kegagalan, artinya tidak sampai pada sebuah tujuan. Kata mutiara di atas mendefinisikan orang gagal sebagai orang yang selalu berfikir apa yang dapat diambil dari orang lain. Pengertian ini setidaknya meliputi dua karakter orang. Pertama, seseorang yang mamiliki tujuan mencuri milik orang lain. Kedua, orang yang pamrih dari apa yang telah diberikan pada orang lain. Benang merah yang dapat diambil dari kedua tipe manusia ini adalah sama-sama memiliki hubungan sosial kurang baik. Sehingga menimbulkan apresiasi negatif dari masyarakat pada mereka. padahal ini salah satu faktor yang menghalangi mereka menuju kesuksesan.
“Innama buistu liutamima makarimal akhlaq,” kata Muhammad Saw. misi Rasul adalah mengubah masyarakat dari amoral menjadi bermoral. Tugas itu bukanlah tugas yang ringan, sebab menyangkut seluruh manusia. Lalu bagaimana Rasul berhasil menjalankan tugas berat ini, padahal masa kerasulannya hanya menempuh 23 tahun saja?
Salah satu sifat wajib bagi para Rasul adalah fathanah, cerdas, sebagaimana yang diuraikan dalam ilmu teologi. Tetapi selain sebab IQ tinggi, ada faktor lain yang turut mendukung keberhasilan Rasulullah, yaitu akhlaqul karimah. Akhlak mulia beliau diakui oleh masyarakat Makkah, sehingga mendapatkan julukan al-Amin, bahkan dipuji oleh Allah “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
QS. al-Qalam: 4. Hal di atas selaras dengan pendapat Doug Lennik dan Pred Kiel dalam buku Moral Intellijence, bahwa kecerdasan moral merupakan faktor utama dalam meningkatkan kesuksesan seseorang atau organisasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar