Tips Memecahkan Problematika Rumah Tangga bagi Istri
Bersabar dan Bijaksana
Salah satu prinsip yang harus dipegang teguh pada saat berkobarnya api konflik rumah tangga adalah memadamkan apinya dengan air kesabaran dan kebijaksanaan. Jika tidak, kobaran api semakin besar hingga melalap habis ladang dan merusak hasilnya. Allah Swt tidak menyukai kerusakan.
Ketika terjadi masalah dalam rumah tangga, istri yang cerdas tidak menceritakan hal itu kepada orang lain bahkan dia justru bersabar dan berupaya untuk mereda gejolak emosi dan kemarahan suaminya atau menahan diri dari berbicara. Dia menegur suaminya pada lain waktu ketika jiwa suami sudah tenang sehingga teguran itu menjadi teguran maaf dan cinta.
· Memaafkan dan Berprasangka Baik kepada Orang Lain
Meamaafkan dan berprasangka baik kepada orang lain merupakan salah satu alat bantu meraih karunia Allah Swt dalam memecahkan masalah rumah tangga. Karena berprasangka baik, mengartikan ucapan ataupun tindakan sebagai kebaikan serta memaafkan, merupakan sikap yang dapat melanggengkan iklim kondusif antara suami istri.
Tiap-tiap suami istri telah merasakan hidup di suatu lingkungan yang berbeda dari lingkungan pasangannya dan memandang dengan cara yang berbeda dari pasangannya baik dalam hal kebiasaan, ras dan budaya, maka mustahil menyatukan pasangan suami istri secara sempurna dalam hitungan beberapa hari atau pekan saja. Oleh karena itu, seyogyanya suami atau istri berprasangka baik terhadap pasangannya dan memaafkan. Betapa banyaknya masalah muncul dalam berumah tangga, bahkan tidak menutup kemungkinan berakhir pada perceraian karena rumah tangga tersebut tidak memiliki akhlak mulia.
· Menjaga Lisan
Problematika sering kali dikomandani oleh lisan. Seandainya suami-istri bertakwa kepada Allah Swt dalam menggunakan lisannya, niscaya tidak akan muncul banyak persoalan, tidak akan membesar, dan tidak akan menyentuh emosi antar mereka berdua.
Seandainya lidah istri yang shalehah senantiasa sibuk dengan dzikir, menyebut nama Allah Swt dan mengucapkan kata-kata yang baik, niscaya setan tidak akan sanggup menemukan celah untuk merusak ikatan pernikahan.
Istri hendaknya senantiasa ingat akan firman Allah Swt “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf : 18)
Setiap ucapan yang terlontar dari lisannya merupakan salah satu penghapus keburukan hubungan antar suami-istri yang paling utama.
· Menjaga Rahasia
Istri yang shalehah senantiasa saling berjanji dengan suaminya untuk menjaga rahasia rumah tangga dan tidak mengeluh selain kepad Allah kecuali jika sangat diperlukan serta dengan maksud agar persoalan itu tidak berlarut-larut.
· Berkonsultasi dengan Ahli Dzikir
Ketika masalah menjadi serius, akal sehat mulai hilang, maka diperlukan bantuan pandangan orang-orang shaleh dan orang-orang baik. Betapa banyak problem diatasi dengan cara ini. Hanya saja, dengan syarat harus memilih konsultan yang tepat.
· Rela Atas Qadha dan Qadar
Terkadang, istri diberi ujian berupa suami yang mandul, memiliki kebiasaan dan perilaku yang buruk ata miskin dan lain-lain. Istri wajib bersabar dan rela. Hendaknya dia senantiasa ingat akan firman Allah Swt “Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS. Ath-Thalaq : 7)
Salah satu prinsip yang harus dipegang teguh pada saat berkobarnya api konflik rumah tangga adalah memadamkan apinya dengan air kesabaran dan kebijaksanaan. Jika tidak, kobaran api semakin besar hingga melalap habis ladang dan merusak hasilnya. Allah Swt tidak menyukai kerusakan.
Ketika terjadi masalah dalam rumah tangga, istri yang cerdas tidak menceritakan hal itu kepada orang lain bahkan dia justru bersabar dan berupaya untuk mereda gejolak emosi dan kemarahan suaminya atau menahan diri dari berbicara. Dia menegur suaminya pada lain waktu ketika jiwa suami sudah tenang sehingga teguran itu menjadi teguran maaf dan cinta.
· Memaafkan dan Berprasangka Baik kepada Orang Lain
Meamaafkan dan berprasangka baik kepada orang lain merupakan salah satu alat bantu meraih karunia Allah Swt dalam memecahkan masalah rumah tangga. Karena berprasangka baik, mengartikan ucapan ataupun tindakan sebagai kebaikan serta memaafkan, merupakan sikap yang dapat melanggengkan iklim kondusif antara suami istri.
Tiap-tiap suami istri telah merasakan hidup di suatu lingkungan yang berbeda dari lingkungan pasangannya dan memandang dengan cara yang berbeda dari pasangannya baik dalam hal kebiasaan, ras dan budaya, maka mustahil menyatukan pasangan suami istri secara sempurna dalam hitungan beberapa hari atau pekan saja. Oleh karena itu, seyogyanya suami atau istri berprasangka baik terhadap pasangannya dan memaafkan. Betapa banyaknya masalah muncul dalam berumah tangga, bahkan tidak menutup kemungkinan berakhir pada perceraian karena rumah tangga tersebut tidak memiliki akhlak mulia.
· Menjaga Lisan
Problematika sering kali dikomandani oleh lisan. Seandainya suami-istri bertakwa kepada Allah Swt dalam menggunakan lisannya, niscaya tidak akan muncul banyak persoalan, tidak akan membesar, dan tidak akan menyentuh emosi antar mereka berdua.
Seandainya lidah istri yang shalehah senantiasa sibuk dengan dzikir, menyebut nama Allah Swt dan mengucapkan kata-kata yang baik, niscaya setan tidak akan sanggup menemukan celah untuk merusak ikatan pernikahan.
Istri hendaknya senantiasa ingat akan firman Allah Swt “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf : 18)
Setiap ucapan yang terlontar dari lisannya merupakan salah satu penghapus keburukan hubungan antar suami-istri yang paling utama.
· Menjaga Rahasia
Istri yang shalehah senantiasa saling berjanji dengan suaminya untuk menjaga rahasia rumah tangga dan tidak mengeluh selain kepad Allah kecuali jika sangat diperlukan serta dengan maksud agar persoalan itu tidak berlarut-larut.
· Berkonsultasi dengan Ahli Dzikir
Ketika masalah menjadi serius, akal sehat mulai hilang, maka diperlukan bantuan pandangan orang-orang shaleh dan orang-orang baik. Betapa banyak problem diatasi dengan cara ini. Hanya saja, dengan syarat harus memilih konsultan yang tepat.
· Rela Atas Qadha dan Qadar
Terkadang, istri diberi ujian berupa suami yang mandul, memiliki kebiasaan dan perilaku yang buruk ata miskin dan lain-lain. Istri wajib bersabar dan rela. Hendaknya dia senantiasa ingat akan firman Allah Swt “Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS. Ath-Thalaq : 7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar